Dalam keterangan pada Senin (6/12), BNPB juga menyatakan bahwa 27 warga hilang. Selain itu, 1.707 warga mengungsi di 19 titik pengungsian.
"Dari jumlah mereka yang meninggal dunia, sebanyak 8 jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kapusdatin BNPB Abdul Muhari melalui siaran pers.
Proses pencarian warga yang kemungkinan menjadi korban guguran awan panas masih berlanjut.
Humas Basarnas Surabaya, Tholib Mahameru, mengungkapkan proses pencarian korban di Desa Sumberwuluh untuk sementara terhenti pada Senin pagi akibat hujan deras di area puncak dan angin kencang di area pencarian.
"Potensi aliran air dari atas dikhawatirkan membahayakan, mengingat akses ke lokasi hanya satu dan cuaca buruk dikhawatirkan merobohkan jembatan," kata Tholib melalui telepon kepada BBC Indonesia.
Kelanjutan pencarian korban, lanjut dia, akan sangat bergantung pada cuaca di lokasi. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Kabupaten Lumajang diguyur hujan ringan hingga Senin sore.
Sementara itu, Tim SAR juga belum bisa menjangkau seluruh area pencarian. Menurut Tholib, terdapat area tambang pasir di Desa Sumberwuluh yang belum terjamah karena material sisa letusan masih dalam kondisi panas dan mengeluarkan asap.
"Sampai saat ini kami belum bisa mengecek apakah di area itu ada warga terdampak atau tidak," ujar Tholib.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi Gunung Erupsi terakhir kali terjadi pada Senin pukul 08.55 WIB. Status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada).
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan tindakan cepat dalam menangani dampak erupsi Gunung Semeru.
"Presiden telah memerintah untuk segera melakukan tindakan secepat mungkin, melakukan langkah tanggap darurat, mencari, dan menemukan korban, memberikan perawatan kepada korban luka-luka dan melakukan penanganan dampak bencana," kata Pratikno, dalam keterangan persnya, Minggu (05/12).
Pratikno menambahkan, presiden juga memerintahkan agar pelayanan kesehatan, logistik kebutuhan dasar bagi pengungsi, dan perbaikan infrastruktur dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Cerita warga: Trauma, hingga seluruh harta benda hilang
Warga Lumajang, korban erupsi Semeru, mengungkapkan rasa trauma dan enggan kembali ke rumah akibat erupsi Semeru.
Ngatemi, warga Dusun Supit Urang, Desa Sumbersari, mengatakan takut terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
"Semua hewan ternak masih disana, tolong dibantu rumahnya, anak masih kecil, suami juga jauh, tolong dibantu," kata Ngatemi kepada wartawan Sugiarto yang melaporkan kepada BBC News Indonesia di Lumajang, Minggu (15/12).
Ngatemi dan lima anggota keluarganya menyelamatkan diri menuju lokasi pengungsian.
"Rumah tidak bisa ditempati, semua habis tidak ada tersisa. Tolong pemerintah, tolong cepat, kasihan anak-anak masih kecil, ini sudah yang kedua kali. Kami buth air bersih, sembako," katanya.
Senada, korban lainnya dari Desa Oro-oro Ombo, Siti Mudmainan tidak akan kembali ke rumah sementara waktu hingga status Gunung Semeru kembali stabil.
"Trauma, kita waspada ada susulan, sementara bertahan dulu cari aman, lihat situasi," kata Siti.
Di pengungsian, Siti, anak-anaknya, dan penyintas lain berharap bantuan dari pemerintah.
"Kami butuh makanan, alat tidur, pakaian dan minuman untuk anak anak, tadi malam hanya makan mie instan satu mangkuk, tadi ada makanan ringan, dari Ibu Mensos," kata Siti.
"Kami tidak bawa apa-apa dari rumah, langsung lari saja, takut kena hujan lumpur, kondisi rumah tidak tahu bagaimana," ujarnya.
Sementara itu, warga terlihat dalam rekaman video menyelamatkan diri dengan latar kepulan asap tebal dari Gunung Semeru.
Para saksi mata menggambarkan desa-desa penuh dengan abu dan suasana gelap karena asap tebal menutupi langit.
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam jumpa pers bersama BNPB, Sabtu (04/12) mengatakan, evakuasi belum dilakukan karena terkendala tebalnya lumpur di sekitar lokasi warga yang ditemukan meninggal dunia. Ia mengatakan belum diketahui penyebab meninggalnya warga.
Dalam jumpa pers itu, Indah meminta kepada BNPB, "apabila cuaca memungkinkan, ada helikopter yang bisa memantau rakyat kami yang terjebak karena kami kesulitan betul."
"Kasihan dan ini keluarganya menangis semua ini karena ada sekitar delapan sampai 10 orang yang terjebak. Barang kali ada heli yang bisa memantau," kata Indah.
Upaya evakuasi terhambat tebalnya asap, putusnya listrik dan hujan deras selama erupsi sehingga mengakibatkan kondisi jalan berlumpur.
Informasi terkait penerbangan dari AirNav Indonesia menyebutkan sampai Sabtu petang, "tidak ada dampak signifkan aktivitas erupsi Gunung Semeru terhadap operasional pelayanan navigasi penerbangan oleh AirNav Indonesia, baik di Cabang Surabaya, Cabang Denpasar, Cabang Semarang, Cabang Yogyakarta maupun Cabang Solo."
Lompati Twitter pesan, 1
Jembatan putus
Sejumlah warga yang mendiami kawasan yang terdampak parah akibat banjir lahar, dilaporkan terisolasi akibat jembatan penghubung yang roboh. Para saksi mata menyebutkan, Jembatan Perak di Kecamatan Candi Puro "putus" akibat terjangan banjir lahar.
Lompati Twitter pesan, 2
Dikhawatirkan runtuhnya jembatan yang menghubungkan Lumajang dan Kabupaten Malang itu akan menyulitkan upaya pertolongan bagi warga yang terdampak, demikian laporan media.
"Jembatan Perak di Kecamatan Candi Puro, putus," ungkap warga Lumajang, Joni Warouw, yang juga guru di SD Sumber Rejo, Lumajang.
Dilaporkan dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo dan Candi Puro, "paling terdampak" akibat erupsi dan banjir lahan dingin Gunung Semeru.
Saksi mata lainnya, Harry Purwanto, warga kota Lumajang, menerima laporan bahwa ambruknya jembatan itu membuat akses dari kota Malang ke Lumajang "terputus".
"Sudah enggak bisa dilintasi," ungkapnya kepada BBC News Indonesia, Sabtu sore.
Adapun desa yang paling parah, menurut Joni, yaitu Desa Sumber Sari dan Desa Sumber Urip.
"Satu kampung terisolasi yakni Kampung Curug Koboan," tambahnya. "Karena akses menuju dan keluar kampung terhalang aliran lahar."
Sampai pukul 18.00 WIB, belum ada laporan tentang adanya jatuh korban akibat erupsi, kecuali laporan warga yang terdampak mulai mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman.
Seorang saksi mata melaporkan bahwa ada beberapa rumah yang ambruk akibat paparan abu vulkanik dan hujan deras di kawasan itu.
"Hujan bercampur lumpur, sehingga dilaporkan ada beberapa rumah ambruk," kata Harry Purwanto, wartawan di Kota Lumajang, kepada BBC News Indonesia, Sabtu.
"Tiba-tiba ada gemuruh, dan ada letusan 'dum, dum, dum'...
Laporan resmi BNPB menyebutkan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai terjadinya guguran awan panas, sekitar pukul 15.20 WIB.
Guguran awan panas itu mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (04/12), menurut BNPB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan awan panas guguran (APG).
"Tiba-tiba ada gemuruh, dan ada letusan 'dum, dum, dum'... " ungkap saksi mata Harry Purwanto.
Gunung Semeru, yang terletak di wilayah Lumajang dan Kabupaten Malang, merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Dilaporkan getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas "sangat jelas teramati" mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami "kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik".
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
Sejak Sabtu sore, tim BPBD Kabupaten Lumajang dilaporkan tengah mengupayakan untuk "mendirikan titik pengungsian sektoral" di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Seperti yang diberitakan oleh BBC Indonesia.
Penulis : red
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar