Para feminis menyebut ini sebagai gerakan baru dalam gelombang baru feminis, yaitu feminisme di internet.
Ketika memulai melakukan kampanye feminisme di media sosial, sejumlah feminis milenial menyatakan langsung mendapatkan stempel sebagai perempuan berdosa karena punya pemikiran berbeda.
Dianggap menunggangi gerakan politik, dan dianggap sok feminis. Namun mereka terus mengkampanyekan ide-ide feminisme karena ini bagian penting untuk diketahui publik.
Media sosial terbukti bisa mengkampanyekan isu-isu baru seperti kawin tangkap yang orang lain belum tahu, juga isu kekerasan berbasis gender, stop kekerasan seksual yang dulu tidak banyak yang tahu.
Selain itu, lewat kampanye di medsos para feminis bisa menjaring orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah terpapar ide-ide feminisme, kini menjadi terpapar, hal-hal yang sulit dilakukan. ***
Penulis : one
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar