Foto: Murai Batu 'MH' Muda Hutan Bagus (Pilih Badan Tegap & Mata Melotot) |
Karena harganya yang lebih murah itulah yang membuat banyak penggemar Murai Batu lebih memilih untuk membeli Murai Batu bakalan hutan dari pada membeli Murai Batu yang sudah jadi (gacor) karena harganya jauh lebih murah.
Baca Juga : Cara Rawat Murai Batu Trotol Agar Cepat Mutasi, Bunyi, Gacor dan Fighter!
Tapi walaupun harganya lebih murah, membeli Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) bukannya tanpa resiko karena jika salah pilih dan salah dalam perawatannya maka resiko kematiannya sangat tinggi.
Oleh karena itulah, dalam memilih Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) harus benar-benar jeli agar bisa mendapatkan bahan / bakalan Murai Batu yang sehat dan prospek.
Baca juga: Cara Gampang Bedakan Ciri Betina atau Jantan Burung Murai Batu Anakan Trotol
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih Murai Batu bakalan / muda hutan (MH):
Perhatikan dengan teliti bagian matanya, jangan sampai membeli Murai Batu bakalan yang pada bagian matanya sudah terlihat tanda-tanda katarak, yaitu terdapat selaput berwarna putih pada bola matanya.
2. Kaki
Jika tujuan memelihara burung Murai Batu adalah untuk dilombakan, maka usahakan untuk mencari Murai Batu yang memiliki kaki berwarna hitam, karena Murai Batu yang memiliki kaki hitam rata-rata memiliki mental yang kuat. Tapi bukan berarti Murai Batu dengan warna kaki lain tidak bagus, karena semua tergantung dari karakter masing-masing individu Murai Batu.
Hindari memilih burung Murai Batu yang memiliki kuku kaki bagian belakang berwarna tidak sama (kuku anjing), yaitu yang satu berwarna hitam dan yang satunya lagi berwarna putih.
Burung Murai Batu yang memiliki kuku seperti itu rata-rata mentalnya tidak stabil, kadang jika sedang on fire bisa sangat hebat tapi juga mudah sekali down.
3. Ekor
Pilihlah burung Murai Batu yang memiliki bulu ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Karena selain terlihat bagus juga tidak akan membuat Murai Batu kelelahan ketika memainkan ekornya pada saat ditrek.
Jangan memilih Murai Batu dengan ekor bercabang (gunting) karena mentalnya tidak stabil dan sulit disetting. Tapi jika sudah ketemu settingannya maka Murai Batu dengan ekor gunting edan kerjanya.
Hindari membeli Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) yang tidak ada ekornya (bondol), karena kita tidak tahu bagaimana bentuk, panjang, dan jenis ekornya ketika sudah tumbuh nantinya.
4. Warna bulu dada
Kebayakan burung Murai Batu memiliki bulu dada berwarna coklat, tapi jika mendapati Murai Batu yang bulu dadanya berwarna kekuningan, maka pilihlah Murai Batu tersebut karena biasanya mentalnya bagus dan bisa cepat bunyi (cepat jadi).
5. Usia
Usahakan untuk memilih Murai Batu bahan / bakalan yang masih berusia muda karena lebih mudah jinak dan lebih cepat jadi.
Untuk menentukan usia burung Murai Batu, apakah masih muda ataukah sudah tua, yaitu dengan melihat warna pada rongga mulutnya. Jika warna rongga mulutnya masih putih / cerah berarti Murai Batu tersebut masih muda, dan jika rongga mulutnya berwarna hitam berarti Murai Batu tersebut sudah tua, karena semakin tua maka warna rongga mulutnya akan semakin hitam pekat.
Usahakan untuk mencari bahan / bakalan Murai Batu yang masih memiliki bintik-bintik warna coklat pada bagian sisi sayapnya, karena Murai Batu tersebut masih berusia sangat muda (lepas trotol).
6. Karakter
Pilihlah Murai Batu bakalan / muda hutan yang ketika dipegang akan bersuara kencang dan berusaha mematuki tangan kita, karena Murai Batu dengan karakter seperti itu memiliki mental yang tangguh.
7. Postur Tubuh Tegak dan Mata Melotot
Pilihlah Murai Batu Muda Hutan (MH) atau Bakalan yang postur tubuhnya tegak seperti ular cobra dan matanya melotot, ini salah satu faktor utama Murai Batu karakter juara.
Ciri-ciri Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) yang tidak bagus dipelihara:
1. Murai Batu buta
Cara untuk mengetahui apakah burung Murai Batu dalam keadaan buta atau tidak adalah dengan mendekatinya. Jika Murai Batu tersebut bergerak dengan cara berputar pada satu arah, kemungkinan besar Murai Batu tersebut mengalami kebutaan pada satu sisi matanya.
Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan dengan teliti bagian matanya yang buta, karena biasanya bagian bola matanya berwarna keputihan.
2. Murai Batu kanibal
Ciri-ciri Murai Batu yang sering mencabuti bulunya sendiri (kanibal) adalah adanya bagian tertentu pada tubuhnya yang mengalami kebotakan, dan biasanya pada bagian dibawah perut.
Selain itu, bulu-bulu besarnya juga cenderung rusak dan banyak yang patah atau melengkung tidak beraturan.
3. Murai Batu cacat
Hal yang sering luput dari pantauan kita ketika membeli burung ocehan adalah pada kelengkapan jari-jari kakinya. Oleh karena itulah kita harus benar-benar jeli dalam memilih Murai Batu bahan / bakalan agar tidak mendapatkan burung yang memiliki cacat fisik.
Walaupun mungkin kondisi fisiknya yang cacat tidak akan mempengaruhi performa suaranya, tapi jika burung Murai Batu memiliki cacat fisik maka akan mempengaruhi harga jualnya.
Baca juga: Tips & Trick, Beri Masteran Burung Kicau Agar Cepat Gacor, Tepat dan Benar Untuk Lomba
4. Murai Batu bondol
Murai Batu bakalan yang bondol biasanya harganya lebih murah dari Murai Batu yang memiliki ekor. Tapi resikonya kita bisa tertipu jika membelinya ditempat penjual yang tidak terpercaya, karena jika Murai Batu yang kita beli tidak ada ekornya, maka kita tidak bisa melihat pola ekornya yang menjadi tanda asal-usul Murai Batu tersebut, apakah termasuk Murai gembung atau non gembung.
Misalnya saja kita berniat membeli Murai Batu bakalan non gembung, tapi karena tidak ada ekornya bisa saja kita tertipu dengan membeli Murai Batu Borneo atau Murai Batu ekor hitam.
5. Murai Batu yang kondisi fisiknya lemah
Murai Batu bakalan / muda huran (MH) yang kondisi fisiknya tampak lemah rentan sekali mengalami kematian. Jika Murai Batu bakalan sudah terlihat tidak dapat berdiri tegak ditangringan dan hanya terduduk didasar sangkar, sebaiknya jangan dibeli karena resiko kematiannya sangat besar.
6. Murai Batu tidak mau memakan extra fooding (EF)
Jangan memilih Murai Batu bakalan yang tidak mau menyentuh pakan yang disediakan oleh penjualnya, karena kemungkinan besar Murai Batu tersebut dalam kondisi sakit atau bisa juga Murai Batu tersebut adalah hasil pancingan.
Baca juga: Pahami Karakter Murai Batu, Ciri khusus, Habitat, Penyebaran dan Perawatan Harian agar Juara
Kelebihan Murai Batu Trotol atau Muda Hutan
Burung petarung ini memiliki keindahan fisik, bagian ekornya yang panjang menjuntai membuat burung murai batu memiliki penampilan yang mengesankan dan gagah serta mewah sehingga membuat para Kicau Mania jatuh hati pada burung ini. Selain itu murai batu muda hutan memiliki suara yang merdu dan keras.
2. Harga murai batu muda hutan
Harga Murai Batu muda hutan tergolong mahal namun tidak menyurutkan minat para kicau mania untuk membeli murai batu, meskipun harganya mahal namun dirasa sepadan dengan kepuasan batin yang didapat. Selain itu para penghobi burung kicau memelihara Murai Batu (MB) sebagai klangenan dan bisa mengikuti ajang kontes burung kicau. Harga murai batu muda hutan bakalan dibandrol 1 juta sampai 2 juta. Namun murai batu muda hutan yang sudah jadi, akan melambung tinggi menjadi puluhan juta bahkan ratusan juta.
Tips untuk memilih memelihara Murai Batu Muda Hutan adalah dengan membeli pada penjual burung yang dapat dipercaya atau penjual langganan yang biasa kita beli burungnya agar lebih aman. Murai Batu (MB) tangkapan dari hutan merupakan dari hasil pancingan sehingga butuh penyesuaian pada lingkungan baru. Jangan lupa perhatikan burung tersebut dari tinggkah lakunya, pilihlah yang mau makan pakan jangkrik secara langsung. Ini berguna untuk mengetahui ada mata pancing dalam tengorokan atau tidak.
Dalam satu kandang biasanya terdapat banyak murai batu tangkapan maka agar sobat kicau mendapatkan Murai batu muda hutan yang sehat maka perhatikan kriteria tersebut dibawah ini :
a. Pilihlah murai batu yang paling agresif diantara MB lainnya
b. Perhatikan MB yang memiliki nafsu makan paling rakus dibanding MB lain.
c. Mata yang besar dan melotot seperti sedang marah menandakan mental yang baik.
d. Bentuk tubuh yang tegap berdiri seperti menantang atau ingin berkuasa.
e. Body ramping memanjang, kepala terlihat papak adalah bentuk MB yang ideal.
f. Ketika terkena sinar matahari, bulunya terlihat rapi dan mengkilap kebiru-biruan.
g. Kaki yang mencengkram kuat menandakan MB tersebut selalu waspada.
h. Memiliki suara cetrekannya keras dan dobel.
Setelah memiliki bahan MB yang baik. Hal yang pertama kali kita lakukan adalah mengadaptasikan MB bakalan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Jangan terburu-buru melatihnya makan voer. Maka berilah jangkrik dan ulat hongkong yang banyak agar merasa nyaman dalam sangkar serta gizi yang cukup.
Jangan memandikan MB pada masa penyesuaian, pemberian ulat hongkong (UH), kroto, dan jangkrik kecil pada tempat yang berbeda – beda. Jangkrik kecil harus dipotong kakinya, karena MB bakalan yang baru dibeli masih sangat waspada, pergerakan jangkrik akan membuat terkejut MB tersebut. Akan sangat riskan bila sobat memberikan jangkrik beserta kakinya pada MB bakalan tersebut. Hal ini akan membuat MB kaget serta tersedak yang bisa berakibat fatal.
Agar MB mau mandi sendiri maka sediakan cepuk yang besar untuk tempat mandinya. Bila MB bakalan tersebut sudah terlihat sehat serta makan lahap, sobat kicau bisa melatih memberikan makan voer. Caranya adalah:
Haluskan sedikit voer campur dengan potongan kecil – kecil ulat HK serta berikan kroto kemudian aduk sampai rata.
8.Tpis Menjinakan Murai Batu Tangkapan
Bila MB bakalan sudah memakan voer kasar yang kita berikan, maka lanjutkan ke tahap penjinakan yang memerlukan exstra kesabaran. Caranya:
a. Semprot MB dengan air bersih menggunakan sprayer hingga basah kuyup, kemudian suap MB dengan memberikan langsung jangkrik dengan tangan kita.
b. Apabila MB ketakutan, tusuk jangkrik menggunakan lidi yang panjang dan ulangi hal ini hingga MB mau makan jangkrik yang kita sodorkan.
c. Letakan MB pada gantangan yang sering lalu-lalang orang, sehingga MB akan terbiasa dengan keberadaan manusia.
Murai batu yang mulai jinak, akan ngeriwik ketika lingkungan sekitar agak sepi. Ini manandakan MB sudah beradaptasi dengan lingkungan. Maka mulailah setting ekstra foodingnya.
Tambah ulat hongkong (UH) 3/3 pagi/sore.
Selain EF tersebut diatas berikan cacing tanah 2 ekor seminggu sekali.
Sobat kicau sudah mengetahui cara merawat murai batu muda hutan ,langkah terakhir sobat kicau harus komitment dengan setingan yang sudah dilakukan setiap hari. Hal ini diperlukan agar kesehatan MB terjamin.
Penulis : one
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar