Warga Taiwan yang mendukung kunjungan Pelosi melakukan unjuk rasa Selasa (02/08). |
Liputan Indonesia || Dunia, - Pesawat yang membawa Pelosi - pejabat tinggi pertama yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir - mendarat di bandara Song Shan yang terbang dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.
Pelosi langsung menuju ke hotel dan dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Taiwan pada Rabu (03/08) pagi, termasuk presiden Tsai Ing-wen.
Dua situs kantor pemerintah Taiwan tiba-tiba terputus dan belum ada yang mengaku siapa yang melakukan serangan siber itu.
Pelosi adalah pejabat ketiga tertinggi dalam pemerintahan AS dan merupakan pengkritik Beijing.
Dalam utas di Twitter, Pelosi mengatakan "dengan mengunjungi Taiwan, kami menghargai komitmen kami atas demokrasi dan memastikan kebebasan Taiwan dan semua negara demokrasi, harus dihargai."
Lompati Twitter pesan, 1
Taiwan adalah kepulauan dengan pemerintahan sendiri namun diklaim oleh China yang menganggap sebagai provinsi pecahan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying mengatakan China telah berkomunikasi dengan AS terkait sensitifnya kunjungan itu.
"AS akan menanggung tanggung jawab dan membayar imbalan karena merusak kepentingan kedaulatan dan keamanan China," katanya.
China mengerahkan pesawat perang ke perbatasan informal di Selat Taiwan, yang memisahkan China daratan dan Taiwan.
Pasukan China juga melakukan latihan dengan amunisi sementara komando militer China di timur mengunggah video dengan menyatakan mereka "sepenuhnya siap untuk segala kemungkinan."
Ketegangan juga meningkat awal tahun ini
Awal tahun ini, hubungan antara China dan Taiwan juga semakin panas. Tahun lalu, jumlah pesawat tempur China yang dikirim ke zona pertahanan udara Taiwan menembus rekor.
Inti dari konflik ini adalah masalah reunifikasi.
Presiden China Xi Jinping awal tahun ini mengatakan "penyatuan kembali" dengan Taiwan " harus dipenuhi" - dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.
China melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai "provinsi yang memisahkan diri" di mana pada akhirnya akan menjadi bagian dari China lagi.
Namun, Taiwan melihat dirinya sebagai "negara merdeka", dengan konstitusinya sendiri dan para pemimpin yang dipilih secara demokratis.
Di mana Taiwan?
Taiwan adalah sebuah pulau, kira-kira 160 km dari pantai tenggara China.
Taiwan berada di apa yang disebut "rantai pulau pertama", yang masuk daftar wilayah sahabat Amerika Serikat yang penting bagi kebijakan luar negeri AS.
Beberapa pakar militer dari Barat menganalisis, jika China mengambil alih Taiwan maka akan lebih bebas untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan Pasifik barat dan bahkan mungkin mengancam pangkalan militer AS terluar di Guam dan Hawaii.
Tetapi China bersikeras bahwa niatnya murni damai.
Mengapa Taiwan terpisah dari China?
Perpecahan antara keduanya terjadi setelah Perang Dunia Kedua, ketika ada pertempuran di daratan China antara pasukan pemerintah nasionalis dan Partai Komunis China.
Komunis menang pada tahun 1949, dan pemimpin mereka, Mao Zedong, mengambil kendali di Beijing.
Sementara itu, partai nasionalis - yang dikenal sebagai Kuomintang - melarikan diri ke Taiwan di dekatnya.
Kuomintang telah menjadi salah satu partai politik paling terkemuka di Taiwan sejak itu - memerintah pulau itu untuk sebagian besar sejarahnya.
Saat ini, hanya 13 negara (ditambah Vatikan) yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.
China memberikan tekanan diplomatik yang cukup besar pada negara-negara lain untuk tidak mengakui Taiwan, atau untuk melakukan apa pun yang menyiratkan pengakuan.
Menteri pertahanan Taiwan mengatakan hubungan dengan China saat ini adalah yang terburuk selama 40 tahun.
Bisakah Taiwan membela diri?
China dapat mencoba untuk mewujudkan reunifikasi dengan cara non-militer seperti memperkuat hubungan ekonomi.
Namun dalam konfrontasi militer apa pun, angkatan bersenjata China akan mengerdilkan angkatan bersenjata Taiwan.
China membelanjakan lebih dari negara mana pun kecuali AS untuk pertahanan dan dapat mengerahkan sejumlah besar kemampuan, mulai dari kekuatan angkatan laut, teknologi rudal, pesawat terbang, hingga serangan dunia maya.
Sebagian besar kekuatan militer China difokuskan di tempat lain tetapi, dalam hal keseluruhan personel tugas aktif misalnya, ada ketidakseimbangan besar antara kedua belah pihak.
Dalam konflik terbuka, beberapa pakar Barat memperkirakan bahwa upaya terbaik yang dapat dilakukan Taiwan adalah memperlambat serangan China.
Caranya dengan mencegah pendaratan pantai oleh pasukan amfibi China, dan melancarkan serangan gerilya sambil menunggu bantuan dari luar.
Bantuan itu bisa datang dari AS yang menjual senjata ke Taiwan, meskipun Washington memiliki kebijakan formal "ambiguitas strategis".
Dengan kata lain, AS tidak memiliki posisi jelas, apakah atau bagaimana akan membela Taiwan jika terjadi serangan.
Secara diplomatis, AS saat ini berpegang pada kebijakan "Satu-China", yang hanya mengakui satu pemerintah China - di Beijing - dan memiliki hubungan formal dengan China daripada Taiwan.
Apakah situasinya semakin buruk?
Pada tahun 2021, China tampaknya meningkatkan tekanan dengan mengirim pesawat militer ke Zona Pertahanan Udara Taiwan, sebuah area yang dideklarasikan sendiri di mana pesawat asing diidentifikasi, dipantau, dan dikendalikan untuk kepentingan keamanan nasional.
Taiwan membuat data tentang serangan pesawat ke publik pada tahun 2020.
Jumlah pesawat yang masuk dilaporkan mencapai puncaknya pada Oktober 2021, dengan 56 serangan dalam satu hari.
Mengapa Taiwan penting bagi seluruh dunia?
Ekonomi Taiwan sangat penting.
Sebagian besar peralatan elektronik sehari-hari di dunia - mulai dari ponsel hingga laptop, jam tangan, dan konsol game - ditenagai oleh chip komputer buatan Taiwan.
Sebagai perbandingan, satu perusahaan Taiwan - Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan atau TSMC - memiliki lebih dari setengah pasar dunia.
TSMC disebut sebagai "foundry" - sebuah perusahaan yang membuat chip yang dirancang oleh pelanggan konsumen dan militer.
Ini adalah industri yang luas, bernilai hampir US$100 miliar (Rp1.400 triliun lebih) pada tahun 2021.
Pengambilalihan China di Taiwan dapat memberi Beijing kendali atas salah satu industri terpenting dunia.
Apakah orang Taiwan khawatir?
Terlepas dari ketegangan baru-baru ini antara China dan Taiwan, penelitian menunjukkan bahwa banyak orang Taiwan relatif tidak terganggu.
Pada bulan Oktober YLembaga Opini Publik Taiwan bertanya kepada orang-orang, apakah mereka yakin bahwa pada akhirnya akan ada perang dengan China.
Hampir dua pertiga (64,3%) menjawab tidak.
Penelitian terpisah menunjukkan bahwa kebanyakan orang di Taiwan mengidentifikasi diri sebagai orang Taiwan - merangkul identitas yang sangat berbeda.
Survei yang dilakukan oleh Universitas Nasional Chengchi sejak awal 1990-an menunjukkan bahwa proporsi orang yang mengidentifikasi diri sebagai orang China, atau orang China dan Taiwan, telah menurun dan kebanyakan mereka menganggap diri sebagai orang Taiwan.
Penulis : one
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar