Sebuah tim penting di Twitter, yang bertanggung jawab melawan disinformasi di platform media sosial itu, telah dibubarkan oleh Elon Musk.
Liputan Indonesia || Dunia, - Tim kurasi ini dulunya bekerja menambahkan konteks pada cuitan yang menyesatkan atau salah, menyoroti sumber berita terpercaya, dan membuat utas yang terdiri dari unggahan terpercaya seputar isu yang sedang tren dalam bahasa yang paling banyak digunakan di dunia.
Terdapat unit-unit yang berbeda mencakup konten dalam bahasa Inggris, Spanyol, Arab, Hindi, Tamil, Portugis, dan Jepang.
Unit-unit itu bekerja dari Sydney, Singapura, London, Accra, Tokyo, Mexico City dan São Paulo, serta di seluruh Amerika Serikat.
Musk membubarkan seluruh tim itu pada pekan lalu.
Tim Disinformasi BBC World Service berbicara dengan lima mantan pekerja unit kurasi yang bekerja dalam berbagai bahasa di seluruh dunia.
Mereka meminta untuk tetap anonim karena khawatir akan memengaruhi pesangon mereka.
Sementara itu, Twitter tidak merespons permintaan BBC untuk menanggapi hal ini.
'Mata dan telinga'
"Kami sangat mendunia. Satu-satunya yang memiliki mata dan telinga terbuka di berbagai negara," kata seorang pekerja senior.
Mereka menggambarkan bagaimana tim-tim regional menambah nuansa dan literasi budaya mengenai apa yang terjadi di ranah lokal.
"Contohnya, tim melakukan banyak penelitian dan persiapan seputar pemilu yang berbeda. Mereka bisa memahami percakapan lokal, bahkan mengantisipasi disinformasi yang mungkin muncul."
Kurator lainnya, yang mengetahui bahwa mereka dipecat ketika tidak bisa mengakses email, mengatakan bahwa mereka sangat khawatir.
"Pengalaman setiap pengguna akan memburuk karena kurangnya petunjuk," kata mereka.
"Ketakutan saya adalah Twitter akan menjadi platform sayap kanan."
Kurasi
sedang tren dipengaruhi oleh spam.
Tim kurasi pun tengah menggarap proyek untuk mengatasi ini, namun belum diketahui apakah proyek itu akan berlanjut.
Satu-satunya kantor Twitter di Afrika berlokasi di Ghana. Ketika membuka kantornya pada tahun lalu, Twitter mengatakan ingin lebih "tenggelam" dalam percakapan di Afrika.
Hampir semua staf di Ghana kini telah dipecat.
"Twitter telah melakukan hal yang sepatutnya ketika menyangkut Afrika Sub-Sahara," kata pendiri Digital Africa Research Lab, Rosemary Ajayi.
"Selama ini fokusnya berada di belahan bumi bagian Utara. Ada aktor-aktor yang memanipulasi platform ini selama bertahun-tahun, ada banyak kekerasan dan banyak disinformasi."
"Twitter di era Musk? Kami sudah biasa menghadapi kekacauan," kata Ajayi.
Tetapi dengan kabar bahwa para moderator konten dipecat, "segalanya akan menjadi sangat buruk."
Mariam Issimdar berkontribusi dalam laporan ini
Penulis : BBC Indonesia
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar