Mengulas Istilah 'Taruna' dan 'Mister A' di Pengadaan Alkes Kota Surabaya

Dok, foto alkes CT SCAN tercanggih dimiliki RSUD M. Soewandie

Liputan Indonesia || Surabaya - Kasus pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) di Indonesia, khususnya Surabaya masih terdapat Mafia- mafia Alkes. Walaupun Kementerian Perindustrian terus mendorong optimalisasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam pengadaan barang dan jasa, hal ini tidak berarti bagi para mafia Alkes.

Program yang seharusnya sejalan dengan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional sehingga dalam rangka menguatkan stuktur industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor, nilai TKDN rata-rata ditargetkan mencapai sebesar 43,3% pada tahun 2020 dan naik menjadi 50% pada tahun 2024 seperti tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Sempat dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta tiga tahun lalu. Sekjen Kemenperin menyebutkan, jumlah produk yang memiliki sertifikat TKDN sekurang-kurangnya sebesar25% ditargetkan sebanyak 6.000 produk pada tahun 2020, dan meningkat menjadi 8.400 produk pada tahun 2024.Tentunya target tersebut bisa tercapai melalui sinergi yang kuat antara kementerian dan lembaga-lembaga terkait

Tim Awak Media Liputan Indonesia, Malaka (inisial.red) mengungkapkan program itu mendorong terserapnya produk-produk lokal, pemerintah mengeluarkan regulasi untuk optimalisasi penggunaan barang dengan standar TKDN. Regulasinya, tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri.

"Diduga kuat, di Surabaya aturan tersebut kurang tidak berlakukan, sehingga lebih ke Import," kata Malaka, Senin (24/6/2024).

Sempat di konfirmasi salah satu pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah kota Surabaya terkait Standart Operasional Prosedur (SOP) pengadaan Alkes, Dokter Billy Daniel Messakh Direktur RSUD Dr. Mohammad Soewandhie menyampaikan bahwa semuanya pengadaan tersebut melalui sistem Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Pengadaan langsung tersistem juga mas, semua E- Catalog alkes, jadi tidak bisa di tunjuk langsung," kata Dokter Billy Daniel Messakh Direktur RSUD Dr. Mohammad Soewandhie, Kemarin Jum'at (21/6).

Disinggung terkait nama diduga kuat pemain Alkes berinisial 'AL', Dokter Billy Daniel Messakh Direktur RSUD Dr. Mohammad Soewandhie tidak mengenalinya.

Tim Investigasi Media Liputan Indonesia sudah mengantongi sejumlah nama pemain Alkes yang sering menggunakan istilah sebutan 'Taruna' untuk Kepala Daerah dan 'Mister A'

Bersambung

---

Penulis : Red/Tjan08/*

Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"

---